JS (32), seorang guru ngaji di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mencabuli tujuh santri laki laki yang masih di bawah umur. Pelaku melancarkan perbuatan bejatnya itu sejak November 2021. Adapun identitas ketujuh korban masing masing yakni AG (15), HA (13), NN (15), FN (13), MS (13), dan MA (15).
Tindakan asusila itu dilakukan pelaku di rumahnya. Melansir Kompas.com , kasus ini terungkap setelah korban AG mengadu ke guru ngaji lainnya. Saat itu, pelaku pulang ke Aceh untuk menemani istrinya yang melahirkan.
Demikian disampaikan oleh Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Rabu (31/8/2022). "Pada saat pergi kegiatan belajar digantikan guru lain, sehingga santri yang pernah mengalami perbuatan cabul cerita kepada guru yang menggantikan," terangnya. Kepada polisi, AG mengaku telah dicabuli sebanyak empat kali.
Masing masing dua kali pada bulan Juni dan Juli 2022 lalu. Modus pelaku adalah memanggil korban datang ke rumahnya, dikutip dari Kompas.com . Di rumah itu, pelaku melakukan perbuatan asusilanya terhadap korban.
Dikatakan Hendri, dari tujuh santri yang menjadi korban, baru enam orang yang telah dimintai keterangan. Setelah kasus ini dilaporkan, pihak kepolisian turun tangan hingga akhirnya menangkap pelaku di rumahnya pada Minggu (25/8/2022). Setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa pelaku memiliki kelainan seksual.
Pelaku mengaku suka terhadap anak laki laki yang berkulit putih, bersih, dan ganteng. "Tersangka mempunyai kelainan seksual, di mana nafsu melihat anak yang kulitnya putih, bersih dan ganteng," ujar Hendri. Untuk diketahui, pondok pesantren tempat pelaku mengajar berdiri pada 2019.
Saat ini, jumlah santrinya sekira 200 orang. Pondok pesantren itu berada di tiga tempat berbeda yakni di Kecamatan Banjarmangu, Punggelan, dan Wanadadi.