Mayoritas setiap negara pernah mengalami inflasi, terutama inflasi tahunan. Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga-harga yang terjadi secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kenaikan harga umumnya terjadi karena meningkatnya permintaan dalam negeri.
Inflasi merupakan menurunnya harga nilai uang (kertas) secara drastis akibat banyaknya jumlah dan kecepatan peredaran uang (kertas) yang menyebabkan harga barang-barang naik.
Definisi lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara dimana harga dan jasa cenderung meningkat dalam jangka panjang akibat ketidakseimbangan aliran uang dan barang.
Apa saja penyebab terjadinya inflasi?
Peningkatan biaya produksi
Hal ini terjadi pada waktu tertentu dan terus menerus. Inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya produksi adalah tekanan dari kenaikan biaya produksi. Hal ini bisa terjadi di negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh dan berkembang.
Meningkatnya permintaan barang
Jika permintaan suatu barang atau jasa meningkat, maka akan mengakibatkan penurunan penawaran faktor produksi dan barang. Sementara jumlah substitusi atau pengganti barang dan jasa tersebut terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Keadaan yang tidak balance ini akan menyebabkan harga barang dan jasa naik
Kekacauan Ekonomi dan Politik
Bila sebuah berada di kondisi yang tidak stabil maka harga barang di negara tersebut akan cenderung mahal. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pada tahun 1998 tepatnya. Saat itu, tingkat inflasi di Indonesia bahkan sempat menyentuh 70 persen. Padahal tingkat inflasi cenderung normal, antara tiga hingga empat persen.
Hutang Nasional
Ketika uang di suatu negara meningkat, pemerintah umumnya memiliki dua pilihan. Pertama, pemerintah dapat menaikkan pajak. Untuk pilihan yang kedua pemerintah mencetak lebih banyak uang untuk melunasi utang nasional.
Jika pajak meningkat, bisnis akan tersinggung. Mereka menaikkan harga. Hal guna mengimbangi sebuah tingkat kenaikan pajak di sebuah perusahaan. Jika pemerintah memilih opsi kedua, maka akan berdampak pada peredaran uang di masyarakat. Itu akan menyebabkan kenaikan harga dan evaluasi mata uang.
Jumlah Uang Beredar Meningkat
Teori ini dikemukakan oleh klasik. Bisa dikatakan bahwa memiliki hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga barang. Apabila banyaknya barang tetap tetapi jumlah uang yang beredar lebih banyak maka harganya akan mahal. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka disebut inflasi.
Apa saja dampak inflasi?
Dampak inflasi biasanya dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Sebab, ketika terjadi kenaikan harga barang, daya beli mereka akan menurun.
Penurunan daya beli tersebut, menurut Bank Indonesia, akan berdampak berkelanjutan yang menyebabkan penurunan pendapatan dan taraf hidup. Dalam jangka panjang hal ini menyebabkan orang miskin semakin miskin.
Pengaruh yang dirasakan akibat adanya inflasi adalah pendapatan yang tidak seimbang. Disisi lain ada perusahaan yang dirugikan dan ada juga dari adanya inflasi ini malah diuntungkan.
Cara Menghitung Inflasi
Cara menghitung inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS. Terkecuali naiknya harga satu atau dua barang saja, jika kenaikan itu meluas ke barang lain.
Komunitas BPS menghitung inflasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Indeks Pengeluaran. IHK sendiri mencakup pengeluaran untuk makanan dan makanan olahan ditambah minuman atau tembakau. Komponen IHK lainnya dalam menghitung inflasi adalah pengeluaran untuk sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan dan olah raga serta transportasi dan komunikasi.
Apabila anda memiliki keinginan melakukan pengembagan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Yang berperan sebagai dana pengembangan platform optimal dengan bunga hingga 16% per tahun, Anda bisa memulainya hanya dengan Rp 100 ribu.
Sering terjadi inflasi semakin parah karena pola belanja masyarakat berubah. Misalnya menimbun bahan makanan tertentu karena ada isu gagal panen akibat cuaca. Agar tidak kehabisan, orang membeli saham dalam jumlah banyak.
Hal ini menyebabkan permintaan bahan makanan tersebut menjadi tinggi, mempercepat penipisan stok, kemudian menaikkan harga. Sebenarnya tanpa harus menimbun, otomatis pemerintah akan mencari cara agar stok untuk masyarakat tetap aman dengan cara lain, misalnya dengan mengimpor.